Assalamualaykum sahabat shalihah. Sedang apapun dan dimana pun semoga tetap dalam ketaatan yaa, sungguh seorang hamba takkan pernah hilang dalam pengawasan-Nya. Memutuskan berubah untuk menjadi muslimah yang ideologis dan lebih baik lagi kurang lebih dua tahun yang lalu, tetapi tak menjamin waktu yang cukup lama menghindarkan diri ini dari futur, kelemahan dalam ketaatan.
Setiap peristiwa yang aku bagikan disini, sungguh aku tak bermaksud membuka aib sendiri. Aku hanya mau ini menjadi pembelajaran yang bisa diambil oleh orang lain, aku tak ingin muslimah yang lainnya mengalami apa yang sudah aku alami, yang pahit cukup aku saja. Meskipun setiap orang pasti merasakan manis setelah banyak merasakan pahit.
Diantara kita pastinya pernah merasakan mudah dalam jatuh cinta, kepada apapun dan siapapun, atau mungkin hanya saya saja, hehehe.
Setiap orang pun punya sudut pandang yang berbeda ketika jatuh cinta pada hal tersebut. Sungguh saya belum menguasai konsep mengagumi, jatuh cinta, dan rasa ingin memiliki, apakah ketiga itu sama ataupun berbeda, mungkin gamblangnya sekarang saya tidak memahami keterkaitan ataupun ketidak terkaitan ketiga konsep itu.
Inilah alasan saya kenapa mengganti alamat blog catatanhijrahnuraee menjadi nuraee saja. Dikarenakan takutnya ketika saya futur-futurnya saya memposting tulisan yang sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan catatan hijrah.
Saya mudah sekali mengagumi orang, terutama dalam tulisannya. Melihat tulisannya saja, tanpa tahu orangnya yang mana, saya sudah kagum. Maka dari itu adalah kekecewaan yang saya temui ketika saya melihat orang tersebut, bukan, sungguh bukan rupanya, tetapi ketika ia berbicara. Lambat laun kita menelaah tulisannya, ternyata dia bukan orang yang sepaham dengan kita, ada beberapa yang berbeda.
Dan selalunya, kita ingin dia menjadi sejalan dengan kita. Ingin kita katakan, “jangan berpikiran begitu dong, jangan”. Dan inginnya kita mengajak dia untuk berhijrah, karena sebelumnya kita sudah memahami konsep bahwa kita akan bersama dengan orang yang kita cintai, sedang kalau kita berbeda pemahaman dengan orang itu, masa kita juga mau sama-sama dengan dia, kan tidak ya.
Sebenarnya ini adalah hal yang mudah untuk aku lalui, bahkan di waktu yang sebelumnya aku menganggap bahwa ini adalah masalah yang sepele dan biasanyaaku tidak begitu tertarik pada urusan soal cinta atau tentang hal-hal yang mendahulukan naluri berkasih-sayang.
Sayangnya, kemarin aku merasa disulitkan dalam penyelesaiannya. Mungkin karena aku terlalu banyak menasihati orang lain tentang permasalahan ini sampai-sampai aku mendapatkan teguran dari Allah Subhanahu Wa Taala, Dia ingin tahu apakah aku bisa mempertanggung-jawabkan apa yang sudah aku seru kepada orang lain. Jelasnya ini adalah ujian sekaligus juga teguran.
Orang yang aku kagumi, dia yang tulisannya dan gayanya bukan diriku yang sekarang. Tetapi dahulu aku sangat menyukai dia-dia yang seperti ini. Dia mengadakan sebuah konser yang membuatku ingin hadir kesana, padahal sudah sampai pemahaman kepadaku tentang tidak diperkenankannya perempuan dan laki-laki untuk ikhtilat apalagi tentang acara yang sungguh bukan tempat untukku rasanya.
Tetapi aku merasa sangat antusias sekali bahkan aku sudah menghitung upahku yang belum cair, to buy pertama diisi dengan pembelian tiket konsernya. Dalam hatiku yang masih ada ketaatan disana bilang: kamu tuh apa-apaan sih. Sungguh aku galau karena memang aku tahu ini salah, tetapi bagaimana dengan hawa nafsuku yang begitu menginginkan aku akan hadir kesana.
Apalagi ketika aku tahu kalau dia membuka kesempatan kepada para penggemarnya untuk berpartisipasi dalam acara ini, menyanyikan salah satu lagunya yang memang harus featuring bersama seorang perempuan. Disana aku semakin galau, aku berpikir kalau saja aku belum berhijrah pasti aku benar-benar menghabiskan semua waktuku untuk mendapatkan kesempatan ini. Berduet dengan seorang idola, siapa yang tidak mau? Sedekat itu dengan idolanya. Astagfirullah…
Sampai akhirnya aku menceritakan ini kepada teman diskusiku sekaligus menjadi guru mengajiku: teh Irma. Aku ceritakan semua kegelisahan yang aku rasakan sendiri, sebenarnya aku sudah tahu jawabannya, hanya saja aku butuh seseorang untuk lebih menyakinkan pendirianku, biasanya aku mempercayakan ini kepada guru mengajiku ini.
Teh Irma cukup mengerti apa yang aku rasakan dan beliau sebisa mungkin memberikan sanggahan yang senetral mungkin supaya tidak monoton sehingga aku pun bisa membuat perbandingan sendiri. Sama-sama kami pecahkan permasalahan ini dengan berbagai kisah, firman Allah, juga sabda Rasul, dan kata-kata mutiara yang disampaikan oleh para sahabat Rasul.
Cukup tenang juga pada akhirnya meskipun keinginan untuk menghadiri konser itu masihlah ada. Sampai pada malamnya aku menerima pesan dari teh Irma yang berisi tentang ajakan untuk membuat sebuah project. Project Ukhuwah To Jannah Community yang bisa teman-teman ikuti juga di instagram dengan nama pengguna ukhtunnacommunity. Pada awalnya ini hanya project yang biasa saja, hanya ingin menjadi seperti akun-akun dakwah yang lainnya, mengirimkan postingan kebaikkan di setiap harinya. Tetapi Alhamdulillah, insha Allah project pertama kami akan dilaksanakan pada bulan Maret 2018.
Di tengah kesibukkanku menjadi salah satu admin di ukhtunnacommunity ini, dibuat asik juga, sampai-sampai aku melupakan konser itu yang ternyata tiketnya sudah habis. Alhamdulillah… mungkin itu jalan yang sudah Allah berikan, kalau saja aku mendapatkan tiket itu dan pergi kesana, aku tidak tahu fitnah apa yang akan menimpa diriku.
Dalam hijrah, kita memang betul-betul butuh kekuatan yang super, Allah mengirimkan aku dalam keadaan lemah dalam berhijrah ini mereka-mereka yang sudah lebih banyak kisah ketika lemahnya sehingga aku berada dalam dekapan mereka, dalam dekapan para shalihah.
Tulisanku kali ini cukup sampai disini, mudah-mudahan ada manfaat yang bisa diambil, dan dibuat asik ketika membacanya. Tulisan sebelumnya, boleh banget lah buat dibaca. Salam hijrah, salam dakwah, salah ukhuwah.

0 Komentar