Assalamualaykum teman-teman. Berkali-kali menulis dengan tema hijrah, ngomong-ngomong sudah berhijrah belum? Kalau sudah, ya Alhamdulillah semoga istiqamah. Kalau belum, jadi mau kapan hijrahnya? Okey kembali lagi bersama aku, Nuraeni Erina Aswari blogger dari nuraee.blogspot.com di Catatan Hijrah Nuraee.
Beneran loh ini, jadi kemarin-kemarin aku itu dihadapkan dengan orang-orang yang ada di masa laluku. Kata-kata mutiara yang katanya ketika kita hijrah kita akan dianggap tidak asik lagi itu beneran kejadian. Aku tuh mau banget menyelesaikan urusanku di masa lalu dengan orang itu. Dan Allah langsung kabulkan itu, tiba-tiba saja orang itu menghubungiku. Pada awalnya aku seneng-seneng aja dan aku pikir urusan ini sudah selesai, sesuai dengan yang aku pinta kepada Allah, tetapi pada kenyatannya aku dihadapkan dengan hal-hal yang dapat menggoyahkan hijrahku.
Dia yang kembali kepada kita dengan ketidak-tahuan bahwa kita sudah berubah, kita bukan yang dulu lagi, dikarenakan pemahaman kita yang sudah berubah, maka ketika kita berbicara ataupun membahas sesuatu hal, kami menjadi tidak nyambung, dan ketika itu juga kami bertengkar. Perdamaian yang baru saja kami buat, pada saat itu juga kami kembali menjadi debat.
Dan aku baru menyadari bahwa ternyata aku jangan sampai mau orang-orang yang di masa laluku itu datang balik lagi, toh pada akhirnya kami akan berbeda, tak asik, dan semakin tak asik. Kenikmatan islam yang sudah kita dapatkan, belum mereka dapatkan. Manisnya mengaji itu belum mereka rasakan, jadi apa yang sudah menjadi keberuntungan kita saat ini tidak mendapati kesamaan rasa dengan mereka.
Dan disinilah aku merasa bahwa hijrahku sedang diperhatikan. Walaupun sebenarnya sejak pertama memutuskan untuk berhijrah, ketika mendapati ujian, itu artinya kita sedang mendapati perhatian dari Allah. Tetapi yang ini beda, kita mendapati perhatiannya dari orang-orang yang sudah mengganggap kita tak asik lagi.
Yang mereka bawa di dalam hati ataupun pikiran mereka, aku adalah aku yang dahulu. Jadi meskipun dia atau mereka merasa aku sudah berubah, mereka tidak mau mengakui itu. Dan mereka mulai memperhatikan hijrah kita, pemahaman kita, dan lagi-lagi kita dituntut untuk menjadi sempurna. Karena sedikit saja kesalahan kita terlihat, mereka tidak akan mau memaklumi itu, mereka tidak akan memaklumi kalau kita juga masih sedang belajar. Karena yang mereka inginkan bersama rasa kesal itu, aku memang sudah menjadi sempurna.
Dan yang harus kita lakukan ketika mendapati hal ini, tetaplah istiqamah meskipun orang lain sudah mulai menyalahkan hijrah kita, ketika orang lain sudah merasa tidak nyaman dengan perubahan kita. Karena kembali kepada mereka pun bukan jalan yang lebih baik apalagi yang terbaik.
Dan ketika kita kehilangan sahabat hijrah, sungguh mereka yang pergi dari kita hanya untuk kembali kepada masa kelamnya, mereka sedang diuji hijrahnya oleh Allah.
Okey, jadi sampai disini dulu ya, sampai jumpa di tulisanku berikutnyaa.

1 Komentar
jika memamng kita berhijrah tapi janagan lupakan masalalu karna masalalu itu bukan harus di lupakan atau di kenang
Balasmasalalu itu untuk kita jadikan contoh agar kita sadar kita berubah saat ini dari masalalu