Kali pertama mengenal Islam secara menyeluruh yakni Islam bukan hanya sebatas pengetahuan namun juga harus dipahami dimulai dari jawaban yang benar atas Islam yang dipilih bukan karena keturunan melainkan telah dipuaskannya akal karenanya sampai memahami bagaimana perempuan muslim seharusnya berpakaian dan wajibnya tiap-tiap muslim mendakwahkan Islam.
Merasa bangga diri sekali ketika bisa menjadi bagian dari orang-orang shalih sampai akhirnya bertanya pada diri sendiri, sampai kapan saya harus melakukan ini?
Orang lain seperti tidak memiliki beban apa-apa sementara diri masih memikirkan retorika untuk berdakwah, menentukan waktu untuk mengkaji, beberapa acara penting untuk dihadiri dan lain sebagainya.
Ya peristiwa di atas disebut dengan peristiwa futur: dimana kondisi keimanan seseorang sedang menurun-menurunnya. Dimana pertanyaan-pertanyaan kotor tak semestinya ditanyakan kepada diri atas rutinitas yang biasa dilakukan.
Sedangkan syaitan melakukan kinerja yang begitu baik atas tugasnya dan manusia selalunya jatuh ke dalam perangkapnya.
Setiap muslim adalah pengemban dakwah. Dan di persimpangan ini hanya ada dua pilihan untuknya: memilih terus maju dengan cara melawan hawa nafsunya sendiri atau memilih untuk berbalik arah, melepas tiket surga yang Insya Allah telah digenggamnya.
Pilihan kedua pun diambil. Sayangnya, orang-orang shalih akan mengambil hatinya kembali. Berkata padanya bahwa sewaktu-waktu dakwah memang akan merebut waktunya bersama orang-orang tersayang, memeras tenaganya ketika sedang lelah-lelahnya, dan meminta hartanya ketika dompet sedang kosong-kosongnya.
Pada akhir kata yang terucap tiada yang lain yang dapat terucap melainkan raga yang ingin memeluk erat. Lalu bersama dalam dekapan ukhuwah sampai akhir hayat.
0 Komentar